Minggu, 04 November 2012

CATATAN SUBUH #4

Suatu hari anak khalifah Umar bin Khatab pulang sekolah dgn menangis. Ketika ditanya oleh ayahnya, ia menjawab bahwa teman-temannya disekolah mengolok-ngolok bajunya yang penuh dengan tambalan.

Diantara mereka mengatakan, ” hai Kawan-kawan, perhatikan berapa jumlah tambalan anak ini!” menjadi bahan tertawaan teman-temannya, sedih hatinya.

Pola hidup keluarga Khalifah Umar memang sederhana, saking sederhananya, konon kendati menjabat sebagai khalifah di Makkah, tambalannya ada empat belas. Salah satunya ditambal dengan kulit kayu.

Mengetahui kesedihan anaknya, pergilah umar kekas Negara dengan maksud akan meminjam beberapa dinar untuk membelikan baju anaknya. Tidak bertemu dengan pejabat bagian kas negara, ia meninggalkan sepucuk surat, isinya sebagai berikut :

Kepada bendahara Baitulmal yang terhormat saya mohon pinjaman sebesar empat dirham. Insya Allah pada awal bulan besok, setelah pembagian gaji dari Baitulmal, saya akan segera melunasinya.

Si bendahara tidak langsung kaget setelah menerima surat dari Khalifah. Dia juga tidak cepat-cepat mengambil uang dari baitulmal lalu mengirimnya kepada sang khalifah. Di mengamati surat itu sangat lama. Dia tahu betul bahwa pemimpinya itu bukan sejenis penguasa yang .memangfaatkan amanat rakyat untuk kepentingan pribadinya. Umar bin Khattab r.a di kenal sebagai pemimpin yang adil dan tegas. Bukan saja dia adil terhadap rakyat sekitarnya, melainkan juga bersikap adil terhadap anak-anaknya dan dirinya.apabila dirinya terbukti salah dalam menjalankan amanat Allah, dia segera akan menegurnya dan mendahulukan amanat tersebut. Apabila dia dihadapkan kepada dua kepentingan, kepentingansi anak dan kepentingan Islam, maka dia akan mendahulukan kepentingan agamanya. Sifat Umar seperti ini sudah umum di ketahui oleh rakyatnya, tidak terkecuali si bendahara Baitulmal ini.

Si bendahara menjawab surat Umar dalam bentuk sebuah pertanyaan.

Kepada Amir al-mukminin Umar bin Khattab

Telah saya baca surat anda tentang permohonan pinjaman dari uang Baitulmal. Aku sekadar ingin bertanya, apakah anda berani bahwa diri anda pasti tetap hidup sampai akhir bulan sehingga aku bisa menagih utang dari Baitulmal dari anda? Seandainya ajal menjemput anda sebelum bulan ini berakhir, apakah anda bisa mempertanggungjawabkanya di hadapan Allah? Wasalam.

Selesai membaca surat balasan dari pejabat kas negara, Khalifah laangsung menangis, dan berseru kepada anaknya :

”Hai anakku sungguh aku tidak mampu membelikan baju baru untukmu dan berangkatlah sekolah seperti biasanya, sebab aku tidak bisa meyakinkan akan pertambahan usiaku sekalipun hanya sesaat.” Anak itu pun menangis mendengar ujar ayahnya.

Anak Umar tetap tegar dan tabah, dan tetap masuk sekolah dengan memakai bajunya yang penuh tambalan. Ia tahu pasti bahwa, Allah SWT tidak melihat tampilan seseorang, tetapi melihat hatinya. Kemulian disis Allah bukan lah bagi orang – orang yang bagus pakaiannya , tetapi siapa diantara mereka yang paling bertakwa kepada Allah, lebih baik memakai baju tambalan asal halal daripada baju bagus serba mahal, namun dibeli dengan uang rakyat.

#statusuntukdirisendiri, gagh nyindirsapa2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar