Akhirnya Houtman diberi setumpuk
dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan
dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di
dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman
membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut
Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen
yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai
istilah dan teknis perbankan.
Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu
mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk
membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun
tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di
Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan
kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.
Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar
biasa heboh dan kontroversial. Tapi Houtman terus mengasah keterampilan
dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang
bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman
tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika
menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan
dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah
meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang
istilah bank.
19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First
National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice
President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan
tertinggi citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang
tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.
Setelah menjadi VP dia masih sering berinteraksi dengan rekan-rekannya
yang masih menjadi OB. Hingga suatu saat temannya protes kepadanya,
“Houtman kamu payah, kamu gak konsisten, kita nih konsisten-konsisten
jadi OB” mereka tertawa bersama.
Sampai sekarang belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman Zaenal
Arifin, lahir 26 juli 1950, masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice
President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan
berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia
pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di
berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang.
Iapun masih memulung. Memulung? Ya, sejak 20-an tahun lalu, setiap
jelang tengah malam beliau berkeliling Jakarta mendatangi hotel-hotel
untuk mengumpulkan roti-roti sisa (yang oleh pihak hotel roti tersebut
tak boleh lagi dihidangkan esok hari) lalu membawanya ke
penampungan-penampungan dan yayasan-yayasan anak yatim yang tersebar di
berbagai wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar