CERMIN DIRI
Tatkala kudatangi sebuah cermin,
Tampak sesosok yang sudah lama
kukenali,
Namun ANEH,
Sesungguhnya aku belum
mengenal siapa yang kulihat.
Tatkala kutatap wajah,hatiku bertanya
apakah wajah ini yang kelak kan
bercahaya,
bersinar indah di syurga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus
legam di neraka Jahanam??
Tatkala kutatap mataku,galau hatiku
bertanya...
Mata inikah yang akan menatap penuh
kelazatan dan kerinduan
menatap Allah,menatap Rasulullah...
menatap kekasih Allah kelak??
Ataukah mata ini yang akan
terbeliak.melotot,menganga terburai
menatap neraka jahanam...
Wahai mata,apa gerangan yang kau
tatap selama ini??
Tatkala kutatap mulut,apakah mulut ini
yang akan
mendesah penuh kerinduan mengucap
LAAILAHA ILLALLAH
saat malaikat maut datang menjemput...
ataukah menjadi mulut menganga
dengan lidah terjelir dengan
lengking jeritan pilu, yang akan
menggugah sendi-sendi setiap
pendengar,
ataukah menjadi mulut pemakan buah
zaqqum Jahanam, yang getir menghunus
penghancur usus...
Apa yang engkau ucapkan wahai mulut
yang malang?!
Berapa banyak hari yang remuk dengan
pisau kata-katamu yang menghiris
tajam,
berapa banyak kata-kata yang manis
semanis madu yang engkau ucapkan
untuk menipu...?!
Betapa jarang engkau jujur,
betapa langkanya engkau menyebut
nama Tuhanmu dengan tulus
betapa jarangnya engkau syahdu
memohon agar Tuhanmu mengampuni
segala dosa yang telah kau perbuat?!
Tatkala kutatap tubuhku,apakah tubuh
ini
yang kelak kan penuh
cahaya,bersinar,bersukacita,bercengkerama
di syurga sana?
Ataukah tubuh yang akan tercabuk-
cabuk hancur mendidih di dalam lahar
membara Jahanam,
terpasung tanpa ampun,derita yang
takkan pernah berakhir...
Wahai tubuh,
berapa banyak maksiat yang engkau
lakukan...?
berapa banyak orang yang engkau
dzalimi dengan tubuhmu...?
berapa banyak hambamu hamba-hamba
Allah yang lemah
yang engkau tindas dengan
kekuatanmu?!
Wahai tubuh,
seperti apakah isi gerangan hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-
katamu,
atau sebagus daki yang melekat
ditubuhmu?
Apakah hatimu seindah penampilanmu
atau sebusuk kotoranmu?!
Betapa berbeda,
apa yang nampak dalam cermin dengan
apa yang tersembunyi...
Betapa aku telah tertipu...
Aku tertipu oleh topeng...
Betapa yang kulihat selama ini
hanyalah topeng,
betapa pujian yang terhambur
hanyalah memuji topeng,
betapa yang indah ternyata hanyalah
memuji topeng...
Sedangkan aku,
hanyalah selonggok sampah busuk
yang terbungkus...
Aku tertipu...
Aku malu...
Aku tertipu ya Allah...
Allah...! Selamatkanlah aku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar