Pada suatu musim dingin saat selesai bikin kue, Siu Lan melihat
keranjang kuenya sudah rusak dan Siu Lan berpesan pada Lie Mei untuk
nunggu dirumah karena ia akan membeli keranjang baru.
Saat pulang Siu Lan tidak menemukan Lie Mei dirumah. Siu Lan
langsung sangat marah. Putrinya benar-benar tidak tau diri, hidup
susah tapi masih juga pergi main-main, padahal tadi sudah dipesan agar
menunggu rumah. Akhirnya Siu Lan pergi sendiri menjual kue dan
sebagai hukuman pintu rumahnya dikunci dari luar agar Lie Mei tidak
dapat masuk. Putrinya mesti diberi pelajaran, pikirnya geram.
Sepulang dari jual kue Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak didepan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang
membeku dan sudah tidak bernyawa. Jeritan Siu Lan memecah kebekuan
salju saat itu. Ia menangis meraung2, tetapi Lie Mei tetap tidak
bergerak. Dengan segera Siu Lan membopong Lie Mei masuk kerumah. Siu
Lan mengguncang2 tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie
Mei.
Tiba2 sebuah bingkisan kecil jatuh dari tangan Lie Mei. Siu Lan
mengambil bungkusan kecil itu dan membuka isinya. Isinya sebuah
biskuit kecil yg dibungkus kertas usang dan tulisan kecil yang ada
dikertas adalah tulisan Lie Mei yang berantakan tapi masih dapat
dibaca,
“Mama pasti lupa, ini hari istimewa bagi mama, aku membelikan
biskuit kecil ini untuk hadiah, uangku tidak cukup untuk membeli
biskuit yang besar… Mama selamat ulang tahun“.
KISAH NYATA ini dimuat di harian Xia Wen Pao-Cina, thn 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar