Catatan kali ini berisi paparan yg islami, mohon maaf utk agan2 yg
non-moslim... Tapi tetep bisa menyimak, karena tetap ikon mengangkat
issue yg bersifat universal... Yuk mareee...
[Atas Nama HAM, Izinkan Aku Pamer Aurat...!!]
# by Yulianna PS
Judul artikel ini gambaran dari generasi yang sakit akibat ulah manusia perusak moral yang melumuri zaman dengan kenistaan.
Pada zaman dahulu, wanita Indonesia
identik dengan sifat malu. Mereka malu memakai busana minim dan malu
berinteraksi dengan kaum Adam yang bukan mahram. Kaum hawa masa lalu
bersikap sesuai etika ketimuran, yang menjaga sikap terhadap laki-laki,
bukan karena jaim alias jaga imej, tetapi karena memang ada rasa malu
menyelinap di dalam diri mereka.
Hari ini, manusia telah mengubah zaman, di mana para wanita dijadikan
sebuah boneka. “Atas nama HAM, izinkan saya pamer aurat,” begitulah
gambaran yang tepat aspirasi para wanita kebanyakan.
Atas nama kebebasan, wanita Indonesia tidak malu-malu melucuti busana di
tempat umum agar disebut modern seperti wanita barat. Melalui dunia
hiburan, propaganda barat telah sukses memalingkan muslimah Indonesia
berkiblat kepada jurang kehancuran.
Barat berhasil menipu dunia, utamanya Indonesia. Di negara barat dan
kroni-kroninya, wanita yang berani –maaf– telanjang di dunia akting
merupakan kebanggaan, kategori wanita seperti ini bagi mereka layak
menerima penghargaan bergengsi. Ironinya, Indonesia merupakan negara
yang latah mengikuti budaya mereka. Budaya yang menjauhkan muslimah dari
agamanya.
“Atas nama HAM, izinkan saya pamer aurat.” Pesan inilah yang membuat
undang-undang pornografi dan pornoaksi mandul di negara kita. Walaupun
jutaan umat mendukung, tidak akan aspirasi ini menjadi kenyataan.
Faktanya dunia hiburan berupa media cetak dan elektronik semakin liar
dan berani mengekspos aksi rendahan wanita.
Pelecehan terhadap wanita dengan kedok seni, mendorong wanita bangga
memamerkan aurat. Aksi seronok yang pantas dilakukan wanita tuna susila,
kini telah di lakukan oleh wanita penjaja akting. Generasi muda menjadi
korban, ikut-ikutan bertindak seperti wanita penjaja akting, rusaklah
negara, akibat tidak mampu mendidik wanita.
Islam Memuliakan Wanita
Islam sangat menghargai wanita, menjaga agar martabat wanita terangkat,
bukan rendah layaknya sampah, atau menjadi boneka para manusia rakus.
Apa artinya sebuah pamor, jika di dalamnya memaksa wanita merusak
derajat dan martabatnya di hadapan masyarakat luas. Apa pula artinya
ketenaran, jika di dalamnya menyuruh wanita bertindak melanggar
norma-norma agama.
Bahagialah para wanita muslimah, ketika anak-anak, dalam lindungan
keluarga, ketika beranjak dewasa atau baligh, diperintahkan menutup
aurat, sebagai bentuk ketakwaan pada Allah sang Maha Pencipta. Dalam
hijab, bukan hanya sekedar menutup aurat, tetapi merupakan cirri khas
muslimah yang mudah terdeteksi identitas kemuslimahannya, hal ini sesuai
firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59:
“Hai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang.”
Ketika telah beranjak dewasa dan hendak menikah, wanita islam
diperbolehkan memilih tanpa paksaan, mereka diperlakukan istimewa,
dipilihkan lelaki baik yang menjaga kehormatan. Ia juga mempunyai hak
meminta mahar (mas kawin) dan boleh membelanjakannya sesuka hati.
Sungguh menyenangkan menjadi muslimah, ia tidak takut kekurangan cinta
dan kasih sayang. Ia adalah saudara bagi muslim yang lainnya, sehingga
jika ada gangguan dari orang jahil, maka kehormatannya wajib dibela.
Ketika telah menjadi seorang Ibu, kemuliaan wanita bertambah. Ia menjadi
pembuka ridha surga Allah bagi anak-anaknya. Doa bagi anaknya tidak
meleset. Islam memudahkan wanita yang berstatus Ibu, ia berhak mendapat
nafkah dari suami. Dan baginya tidak ada kewajiban bersusah payah
mencari makan. Baginya merupakan kehormatan, ketika kewajiban di dalam
rumah diserukan, dengan tetap di dalam rumah akan terhindar dari sifat
buruk berupa gossip, ghibah, foya-foya, dan sifat rendah yang
mendatangkan madharat lainnya.
Kemuliaan lainnya, semakin lanjut usia mereka semakin dihormati, semakin
besar pula hak mereka dan semakin berlomba-lomba anak-anak dan kerabat
dekatnya untuk berbuat yang terbaik kepada mereka, karena mereka telah
selesai melakukan tugasnya, dan yang tersisa adalah kewajiban anak-anak,
cucu, keluarga dan masyarakat terhadap mereka.
Akhirnya, mewakili suara hati muslimah, penulis ingin mengatakan, ‘atas
nama HAM, izinkan kami para wanita menutup aurat secara rapat’, atas
nama HAM, jangan ganggu para muslimah dengan tuduhan miring yang
mengait-ngaitkan dengan julukan teroris. Atas nama HAM, izinkan muslimah
mendapatkan kebebasan berpakaian syar’i sesuai aturan syariat.....
Mantafff.....
BalasHapus